AINUN NUFUS: MENULIS ADALAH KEBAHAGIAAN

Ainun Nufus, Penulis Novel

Memiliki karier yang sesuai dengan passion tentunya menjadi impian bagi banyak orang. Tentunya itu bukan hal yang mudah karena ada proses panjang yang harus dijalani. Ada banyak pilihan karier, apalagi di zaman yang serba digital ini. Jangan takut untuk menekuni bidang yang tidak umum ada di kantoran. Ada yang berani dan berhasil mewujudkan mimpinya.

Saya sendiri sangat tertarik dengan karier sebagai penulis. Nah, kali ini saya berkesempatan melakukan wawancara melalui email dan Whatsapp dengan Ainun Nufus. Dia adalah seorang penulis muda yang produktif. Berawal dari suka membaca, mulai menulis sebagai hobi, dan kini karyanya diterbitkan oleh beberapa penerbit besar. Nufus, begitu saya memanggilnya, tetap aktif menulis di portal bercerita.  Kalau Anda pembaca Wattpad, pasti Anda tidak asing dengan namanya, dong.

Jika Anda menyukai novel romance maupun teenlit, mungkin Anda pernah membaca novel Kali Kedua terbitan Romancious, Cool Boy yang diterbitkan Grasindo, Baby and Me yang diterbitkan Gagasmedia, Aku, Kopi, dan Kamera terbitan Stiletto Book atau Lavina terbitan Bentang Belia, dan sederet judul novel yang telah ditulis oleh Ainun Nufus.

 

Yuk, simak obrolan kami.

 

Sejak kapan Nufus suka menulis dan kapan mulai serius menulis?

Sebenarnya waktu SMP suka nulis cerpen bermula dari suka baca novel teenlit. Sejak kuliah enggak pernah lagi nulis tapi masih suka baca novel romance semacam metropopnya Gramedia. Mulai nulis lagi sejak kenal Wattpad tahun 2014. Asal nulis aja karena memang suka nulis enggak yang mengharapkan bisa jadi penulis beneran yang dikenal banyak orang. Enggak kepikiran serius malahan. Mulai serius nulis tahun 2015, aku bisa nulis sampai lima judul dengan dua puluh part per judul. Apalagi pembacaku semakin banyak, jadi aku semakin semangat untuk update.

 

Apa saat ini kamu menjadikan menulis novel sebagai profesi?

Saat ini iya. Dari nulis aku bisa mendapatkan penghasilan. Meski sekarang ini enggak sebanyak dulu karena aku vakum menulis selama dua tahun. Baru mulai nulis lagi bulan Juli 2021.

 

Is it you your dream comes true?

Tadinya enggak terpikir. Bercita-cita aja enggak. Kayak mimpi aja bisa ke Gramedia Matraman buat bedah buku. Pencapaian luar biasa untuk aku yang tadinya bukan siapa-siapa.

 

Boleh diceritakan bagaimana perjalanan karier menulismu? Kapan kamu merasa “yes, it works” dan merasa ini jalanmu?

Tahun 2016 aku memberanikan diri menerbitkan indie di Penerbit dan Percetakan Diandra di Yogyakarta. Di luar dugaan, penjualannya sangat baik kala itu. Lalu penerbit Romancious mulai melirik naskahku dan meminang salah satu karyaku di Wattpad berjudul Kali Kedua. Dari sana aku mulai dilirik penerbit lain seperti Grasindo, Gagasmedia, Bentang Belia, dan Stiletto Book. Hampir setiap tahun dari 2016 sampai 2019 aku menerbitkan novel dan mengikuti proyek nulis dengan penerbit.

Puncak aku merasa “yes, it works” adalah di tahun 2019, di mana aku enggak lagi bekerja di kantor. Pure aku ibu rumah tangga. Aku berniat menjadikan menulis adalah profesiku. Tapi alhamdulillah, di tahun 2019 aku langsung diberi kepercayaan untuk hamil dan memiliki Lavina. Otomatis pemikiran itu tertunda. Bulan Juli tahun 2020 aku mulai aktif nulis lagi. Saat ini aku sedang menulis untuk penerbit Noura Publishing dan menulis di Wattpad yang nantinya ingin aku ajukan untuk dijadikan paid story di Wattpad.

 

Kamu produktif sekali menulis. Bagiamana kamu selalu dapat ide dan semangat itu?

Dari awal aku nulis karena hobi.  Dengan nulis aku merasa senang jadi enggak pernah aku jadikan beban. Semangat itu muncul saat nulisnya rajin tiap hari apalagi jika membaca komentar-komentar pembaca. Sekali saja berhenti maka malas itu menempel terus berkepanjangan, semangat pun hilang. Seketika ide jadi buntu meski sudah ditulis plotnya.

 

Nufus menikah dan punya baby Lavina yang cute banget. Apa itu memengaruhi produktivitas menulismu?

Banget! Karena aku sudah berniat fokus urus anak dulu. Selama dua tahun vakum nulis untuk komersil. Jadi hanya menulis untuk pelepas penat aja, enggak ada target. Berkeluarga merasa bahagia justru bikin aku sulit menemukan ide. Inginnya main sama Lavina terus. Apalagi pandemi melanda bikin ide semakin buntu. Karena di rumah saja juga mempengaruhi mood meski sudah sudah nonton drama atau aktivitas lainnya.

 

Bagaimana caramu membagi waktu beraktivitas tapi tetap menulis?

Enggak ada jam pasti. Tapi tiap hari pasti nulis walaupun hanya satu atau dua paragraf. Seringnya sambil nidurin anak dan malam hari setelah anak tidur sampai jam sembilan malam. Kalau enggak gitu enggak bisa nulis karena Lavina hampir dua puluh empat jam nempel terus sama aku. Aku nulisnya pakai ponsel langsung di aplikasi nulis Wattpad.

 

Boleh tahu enggak kamu bangun dan tidur jam berapa?

Tidur jam sembilan malam dan bangun jam lima pagi. Enggak bisa begadang nulis sekarang karena siang harus nemenin Lavina dari bangun sampai dia tidur malam sekitar jam tujuh atau jam delapan.

 

Banyak orang yang suka menulis, berpikir untuk menjadi penulis. Bagaimana menurutmu? Apakah menulis masih relevan untuk dijadikan sebagai karier terutama di Indonesia? Apa pesanmu buat para penulis muda yang sedang berusaha?

Relevan banget apalagi melihat kemajuan sekarang ini. Banyak novel yang diadaptasi jadi film atau series. Penikmat baca sekarang sebenarnya kalau aku lihat, penjualan novel-novel di media sosial penerbit-penerbit meningkat tajam.

Pesanku, jangan patah semangat meski ceritamu belum banyak peminatnya. Teruslah menulis untuk melatih keterampilan. Semakin banyak tulisanmu dan semakin banyak kamu belajar maka tulisanmu semakin baik. Kesempatan pasti akan datang untuk mereka yang berusaha.


Apa ada impianmu yang belum kesampaian? Apa itu?

Ada. Aku ingin ceritaku diadaptasi menjadi sebuah film. Mimpi yang perlu aku usahakan dengan terus berkarya.

 

“Bahagia itu sederhana. Menikmati cokelat, misalnya. Atau, di sela rintik hujan dan bersamamu.” -Ainun Nufus, Kali Kedua


Apakah Anda salah satu orang yang ingin mewujudkan karier impian sebagai penulis? Memang tidak mudah, tapi jangan menyerah. Jika Anda menyukai menulis atau apa pun aktivitas yang membuat Anda bahagia, teruslah lakukan karena suatu saat itu akan membuahkan hasil. Semoga obrolan saya dengan Ainun Nufus dapat selalu menghidupkan semangat Anda, ya.

Weka Swasti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar