“Aku dapat merasakan bibirku menyunggingkan senyum. Senyum satire.
Hatiku getir. Lidahku terasa pahit. Kupejamkan mata begitu erat hingga bulu-buku
mataku basah oleh air mata.”
FreeTalk dengan penulis bisa dibaca di sini
Judul: Lara
Penulis: Sybill Affiat
Editor: Weka Swasti
Proof Reader: Herlina P. Dewi
Desain Cover: Theresia Rosary
Layout Isi: Sindy Fatika
Tebal: 234 halaman
ISBN: 978-602-7572-38-6
Penerbit: Stiletto Book
Penulis: Sybill Affiat
Editor: Weka Swasti
Proof Reader: Herlina P. Dewi
Desain Cover: Theresia Rosary
Layout Isi: Sindy Fatika
Tebal: 234 halaman
ISBN: 978-602-7572-38-6
Penerbit: Stiletto Book
Blurb :
"L-a-r-a? Tolong aku?!"
Tampilan layar komputer memunculkan sosok perempuan yang berwajah putih pucat. Rambut panjang kusut masai menutup sebagian wajahnya yang semakin mendekat, hingga hanya tampak sepasang mata yang terus menatap dengan sorot dingin dan hampa. Lara menjerit sekencang-kencangnya dan menutup komputernya dengan sekali empasan.
Namaku Larashinta. Panggil aku Lara.
Aku benar-benar tak mampu lagi menyangkal perasaan aneh yang semakin berat menggelayuti hati dan pikiran. Aku merasa seperti mengambang dan tidak berada di dalam kehidupanku. Aku bahkan tidak bisa mengingat jadwal kuliah dan tugas-tugasku. Aku benar-benar terasing, seolah hidup sendirian di dunia ini. Aku tidak bisa bertemu dengan sahabat dan teman-temanku, aku juga tidak bisa mengobrol santai dengan Mbak Saras, kakakku.
Situasi ini membuatku frustrasi. Rasanya bagaikan berjalan di atas bumi yang kehilangan daya gravitasi. Segala usaha yang aku lakukan untuk menjejakkan kaki di atas daratan terasa sia-sia. Apa yang sebenarnya terjadi padaku?
Tampilan layar komputer memunculkan sosok perempuan yang berwajah putih pucat. Rambut panjang kusut masai menutup sebagian wajahnya yang semakin mendekat, hingga hanya tampak sepasang mata yang terus menatap dengan sorot dingin dan hampa. Lara menjerit sekencang-kencangnya dan menutup komputernya dengan sekali empasan.
Namaku Larashinta. Panggil aku Lara.
Aku benar-benar tak mampu lagi menyangkal perasaan aneh yang semakin berat menggelayuti hati dan pikiran. Aku merasa seperti mengambang dan tidak berada di dalam kehidupanku. Aku bahkan tidak bisa mengingat jadwal kuliah dan tugas-tugasku. Aku benar-benar terasing, seolah hidup sendirian di dunia ini. Aku tidak bisa bertemu dengan sahabat dan teman-temanku, aku juga tidak bisa mengobrol santai dengan Mbak Saras, kakakku.
Situasi ini membuatku frustrasi. Rasanya bagaikan berjalan di atas bumi yang kehilangan daya gravitasi. Segala usaha yang aku lakukan untuk menjejakkan kaki di atas daratan terasa sia-sia. Apa yang sebenarnya terjadi padaku?
Mendapatkan kesempatan mengedit novel LARA
yang ditulis oleh Mbak Sybill Affiat (aku menyukai novel Mbak Sybill sebelumnya, Apartemen 666), merupakan kebahagiaan buatku. Yes,
ini adalah cerita dengan genre favoritku. Dark
drama. Apalagi cerita ini ternyata menyerempet ke misteri, dengan
ketegangan yang juga diberikan oleh cerita horor. Perfect!